Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah maka hendaknya memperlihatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah menempatkan (mendudukkan) hamba-Nya sebagaimana hamba itu mendudukkan Allah dalam jiwanya (hatinya)."
Saudaraku, yang termahal dalam hidup adalah keyakinan kepada Allah. Semakin kuat dan mendalam keyakinan kita pada Allah maka semakin beruntung hidup kita. Betapa tidak, ketika itulah kita telah memiliki sesuatu yang termahal dalam hidup.
Apalah ertinya kita memiliki kekayaan melimpah bila hati kita miskin dari mengenal Allah. Apalah ertinya kita dikenal orang ramai bila kita tidak mampu mengenal Allah. Apalah ertinya kita memiliki jawatan tinggi, bila kedudukan kita rendah di hadapan Allah. Intinya, semua yang ada selain Allah adalah cubaan dan fitnah belaka. Walu memiliki dunia kedudukan kita akan rendah bila tidak mengenal Allah.
Sangat mudah bagi kita untuk mengetahui tinggi rendahnya darjat diri di sisi Allah. Pertama, dari frekuensi atau kekerapan ingatan. Dalam 24 jam waktu yang kita miliki setiap hari, berapa jam kita mengingati Allah? Ketika solat apakah kita ingat Allah atau ingat yang lain? Ketika kita makan apakah kita ingat pada zat yang mengurniakan makanan tersebut atau malah mencela makanan? Ketika pergi bekerja, apakah kita sudah meniatkannya sebagai sarana ibadah atau sekadar mencari wang? Ketika dalam perjalanan, apakah kita sibuk berzikir serta mentafakurkan ayat-ayat Allah atau malah mata kita liar memandang sekeliling? Bila hati kita selalu menyambung kepada Allah dalam apapun jua keadaan maka sesungguhnya Allah telah meninggikan darjat.
Kedua, sejauh mana usaha kita untuk 'menyenangkan' Allah. Tinggi rendahnya darjat kita di sisi Allah dapat terlihat dari senang tidaknya kita melakukan Amalan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Allah menyukai solat berjemaah yang 27 kali ganda pahalanya daripada solat sendirian. Apakah kita termasuk orang yang bersegera pergi ke masjid tatkala azan berkumandang atau malah sibuk dengan urusan dunia? Allah menyukai kedermawanan. Apakah kita sudah termasuk orang yang dermawan? Allah menyukai hamba-hamba yang dekat dengan al-Quran. Apakah kita telah bersungguh-sungguh berinteraksi dengan al-Quran? Semakin kita gigih 'menyenangkan' Allah dengan melakukan amalan yang dicintai-Nya, insya-Allah darjat kita akan tinggi di sisi-Nya.
Ketiga, sejauh mana kegigihan kita menghindarkan diri dari maksiat. Salah satu ciri kedekatan seorang hamba dengan Allah terlihat dari kesungguhannya dalam menjauhi maksiat. Adalah kenyataan bila manusia tidak akan pernah luput dari dosa. Namun orang-orang yang berkedudukan tinggi di sisi Allah akan segera bertaubat ketika ia terjerumus ke dalam maksiat. Ia menyesal, kemudian berazam untuk tidak mengulangi kesalahan dan menggantikannya dengan kebaikan yang lebih banyak. Sebaliknya orang yang jauh dari Allah akan bahagia dengan dosa, tidak memiliki penyesalan dan mengulanginya lagi di lain kesempatan.
Saudaraku, jangan ada yang ditakutkan dalm hidup ini kecuali takut tidak dapat mengenal Allah. Harta, pangkat, jawatan, kemasyuran atau ketampanan rupa sama sekali tidak bernilai bila hati kita kosong atau gagal dari mengingati Allah. Maka kita harus mulai mengubah cita-cita hidup: Cukuplah menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia dan berkedudukan tinggi di hadapan Allah. Wallahualam.
Sunday, January 31, 2010
Menimbang Darjat di sisi ALLAH
Posted by Sang perindu cinta ilahi at 3:50 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment